TRIK MAESTRO - Menindaklanjuti artikel pertama yang kemarin, RAHASIA MENGUBAH DIRI (BAGIAN 1)
Dalam sebuah diskusi, salah satu rekan mempertanyakan efektifitas dari sebuah pelatihan. Saya menjawab, untuk mengubah seseorang tidaklah mudah, apa lagi untuk mengubah sebuah organisasi lebih sulit lagi. “Jika tidak sampai menyentuh hati maka perubahan itu tidaklah berdaya tahan, cenderung kembali lagi berulang ke kebiasaan lama”.
Mengapa? Karena salah satu sebab utama adalah pikiran kotoran yang telah dan terus menempel di diri kita. Pikiran kotor inilah yang justru mengontrol sehingga ketika kita ingin melakukan perubahan baik, ia jadi tidak rela dan justru menghambat. Pikiran tersebut hidup dan memiliki daya hingga mampu menahan niat seseorang untuk melakukan perubahan. Maka wajar jika seseorang ketika ingin berubah terasa hambatannya.
Seseorang ketika ingin mengubah kebiasaan buruk, seperti merokok, nonton TV, Games, pornografi, gosip dan hal kecanduan lainnya, juga termasuk rasa iri hati, cemburu, dendam, kesombongan adalah tidak mudah. Mengapa? Karena mereka semua seperti benda hidup yang terus merongrong dan menjadi beban menempel yang sulit sekali dilepaskan.
Contoh sederhana, jika anda terbiasa untuk menonton TV, cobalah berhenti sejenak perhatikan. Bukankah anda melakukannya dengan otomatis. Mungkin ketika bangun tidur Anda seperti digerakkan untuk duduk sebentar melihat TV tersebut. TV tersebut seperti memanggil Anda bukan. Itulah mengapa seseorang sulit sekali untuk mengubah kebiasaannya, karena benda benda tersebut menjadi hidup dan mereka punya kekuatan untuk menahan bahkan menarik untuk tetap ditahap ini.
Jadi bagaimana mengubah diri?
Langkah pertama yang saya tawarkan adalah mulailah dengan sadari pikiran. Dengan melatih kesadaran pikiran, kita menjadi waspada dengan apa yang masuk ke dalam pikiran, apakah hal baik dan buruk. Namun ini lebih bersifat preventif . Untuk mampu menyadari pikiran, perlambatlah aktivitas jika kita adalah orang yang super sibuk. Sebaliknya jika kita orang dengan ritme lambat kita perlu meningkatkan aktivitas.
Langkah kedua, menggali dan menemukan apa yang kotor di dalam diri. Lihatlah tindakan buruk yang berulang kita lakukan, kemudian temukanlah sebabnya dalam pikiran. Pikiran apa yang mendorong tindakan tersebut terjadi. Kemudian berdamai dengan kejadian tersebut. Kita perlu jujur dan dengan hati terbuka melihat bahwa ternyata kita penuh kekurangan. Ditahap ini kita akan dituntun melihat luka yang ditimbulkan oleh diri kita atau sebaliknya orang yang telah melukai kita.
Contoh, tindakan kita didorong terus untuk melampiaskan nafsu seksual. Lihatlah pengalaman yang membentuknya. Bukankah dimulai dengan pikiran cabul, kebiasaan nonton film biru atau lingkungan negatif yang mendorong untuk senantiasa memikirkan hal tersebut.
Jika kita tidak menyadari apa yang menempel dan belajar melepaskannya hal itu akan terus menggerogoti diri hingga akhirnya tanpa sadar kita menyerah dan membiarkan segalanya berjalan seperti apa adanya. Yang sering terjadi adalah kita kalah dengan keadaan dan semenjak itu kita hanya mengikuti apa saja yang diperintahkan oleh pikiran kita. Walau kita ingin berontak untuk melakukan yang baik, tidak berdaya, karena pikiran kotor tersebutlah yang lebih mendominasi kita. Jadi perubahan baik apapun yang kita rancang seringkali kandas ditengah jalan.
Jika kita memiliki sebuah kebiasaan untuk melakukan permenungan / refleksi (melihat ulang perjalanan hidup) ini akan sangat membantu. Melakukan refleksi berarti kita kembali memaknai hidup dan ini akan memberikan kita paradigma baru, terlebih jika kita selalu mampu menarik dari sisi manfaat dan positif itu akan menjadi kekuatan dalam menjalani hidup.
Selamat berjuang dan selamat mengubah diri!
0 Komentar